Bisakah IMM berpikir ; Menjawab Kegelisahan Kader di Sulawesi Selatan

Pertanyaan diatas kembali dituliskan lama setelah penulis mengikuti Latihan Instruktur di kawasan pantai Suppa beberapa tahun yang lalu. Saat itu, Instruktur kami memperkenalkan sebuah tema singkat “Bisakah Instruktur IMM berpikir”. Pertanyaan ini sesungguhnya tanpa tanda tanya, sebab jawaban yang diinginkan bukanlah “ya” atau “tidak”. Tapi bagaimana, gugatan ini menyoal tentang karakter, sifat dan perilaku berorganisasi kader IMM.

Berfikir adalah sebuah kehendak kreatif manusia yang juga mesti dilakukan oleh kader IMM. Berfikir dalam hal ini tidak dilakukan sejenak atau periodik, tapi untuk skala besar misalnya untuk kejayaan organisasi kedepan. kehendak kreatif adalah suatu yang bertujuan, yaitu diri selalu bergerak ke satu arah yang lebih mencerahkan (transformatif). Berpikir tidak melepaskan diri dari sejarah, realitas, dan masa depan, dengan berpikir seseorang akan lebih memahami konsep dan prinsip hidupnya kemudian menimbulkan kesadaran yang mendalam untuk bertindak. (Konstemasi Ideologi : Naim).

Malam ini penulis mendapat kesempatan bersama Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Sulawesi Selatan dalam sebuah acara makan malam singkat di salah satu sudut kota Parepare. Kami berbincang santai, dan pertanyaan ini kembali penulis ungkap atas beberapa tema yang menjadi dinamika Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. “Bisakah kader IMM berpikir”. Baca lebih lanjut

PTM dan Tantangan Kaderisasi IMM

“Jangan tumbuh anggapan, Muhammadiyah menjadi rutin dan mandeg karena sibuk mengurus amal usaha. Apalah artinya Muhammadiyah tanpa amal usaha dan jangan kira mendirikan, mengelola, dan mengembangkan amal usaha itu gampang. Karenanya, bagaimana merevitalisasi amal usaha sehingga makin berkualitas dan berkeunggulan serta memberi manfaat bagi kemajuan persyarikatan dan berbuah kebaikan untuk kehidupan orang banyak. Syaratnya, hindari konflik dan rebutan amal usaha” ~Dr. H. Haidar Nashir, M.Si~

Tentu judul tulisan diatas tidaklah berlebihan jika melihat pelbagai masalah yang menghampiri Persyarikatan Muhammadiyah yang usianya memasuki abad kedua. Setidaknya hal demikian juga diungkapkan oleh Haidar Nashir lewat majalah Suara Muhammadiyah Edisi 22 November Tahun 2014. Menurutnya, Muhammadiyah mampu bertahan dan berkembang melewati satu abad antara lain karena memiliki inner dynanimcs. Yakni kekuatan dari dalam yang melekat pada dirinya. Tentu dalam hal ini kaderisasi merupakan salah satunya. Namun jika kaderisasi Muhammadiyah menemui sejumlah persoalan, disinilah penting untuk mengatakan “Selamatkan Kaderisasi Muhammadiyah”.

sadDinamika yang disebutkan oleh penulis diatas memang telah menyertai keberlangsungan Persyarikatan Muhammadiyah hingga saat ini. Muhammadiyah yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan tahun 1912 silam misi utamanya adalah menghimpun anggota untuk menjadi pengikut Nabi Muhammad lewat prinsip Al-ruju’ ila Al-Qur’an wa Al-Sunnah. Bagi beberapa orang mungkin akan melihat Muhammadiyah sebatas organisasi Islam. Tapi sesungguhnya lebih dari itu, Muhammadiyah adalah gerakan Islam dengan semangat wasathiah (moderat). Muhammadiyah tidak saja berdakwah dalam wilayah aqidah, ibadah dan akhlaq, tapi juga muamalah duniawiah. Muhammadiyah mendirikan lembaga-lembaga sosial, kesehatan dan pendidikan. Salah satu Amal Usaha Muhammadiyah yang perkembangannya terbilang pesat adalah Perguruan Tinggi dengan berbagai tantangannya. Baca lebih lanjut

Meluruskan Sejarah Reformasi 98

581877_3922737806025_2003578245_nGelombang Besar tuntutn Reformasi dan dahsyatnya kekuatan rakyat pada bulan mei tahun 1998 yang menuntut mundurnya Presiden Soeharto yang sudah berkuasa selama 32 tahun sehingga gerakan itu berhasil meRuntuhkan rezim Orde Baru dikala itu, namun yang menjadi pertanyaan siapa yang memulai dan apa yang melatar belakangi munculnya gerakan yang begitu dahsyatnya itu dan kelompok mana yang paling petama memulai aksi yang menjadi toggak sejarah yang monumental itu? dikarenakan banyak sekali kelompok yng mengklaim gerakan itu sehingg saya tergugah untuk mecari data dari kumpulan kliping media massa.

Sesuai data yang saya kumpukan ternyata yang paling pertama melakukan demonstrasi  didepan gedung DPR /MPR sehingga  melahirkan Reformasi 1998  ternyata dimuat oleh koran politik MERDEKA yang terbit Sabtu Wage 09 Mei 1998/12 Muharram1419 Hijriyah ,. Berikut berita  yang saya tulis ulang dari Kliping Koran tersebut Baca lebih lanjut